Pakar IPB: Kenali Jenis Gula dan Cara Bijak Mengonsumsinya agar Terhindar dari Diabetes dan Obesitas

RumahSehatku.com - Jakarta – Gula sudah menjadi bagian tak terpisahkan
dari pola makan masyarakat. Namun, di balik rasa manisnya, konsumsi gula
berlebihan dapat menjadi pintu masuk bagi berbagai masalah kesehatan, termasuk
obesitas dan diabetes.
Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas
Teknologi Pertanian IPB University, Dr. Puspo Edi Giriwono, mengingatkan
pentingnya memahami jenis-jenis gula sekaligus cara mengonsumsinya dengan
bijak.
“Konsumsi gula yang berlebihan tentu tidak baik bagi tubuh. Kita harus mulai mengurangi asupan gula agar terhindar dari risiko obesitas dan penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus,” ujarnya dikutip dari rilis resmi IPB University.
Baca Juga: Indonesia di Peringkat Tiga Kasus Kusta Terbanyak, Pemerintah Genjot Eliminasi 2030
Jenis-jenis Gula dan Karakteristiknya
Menurut Dr. Puspo, gula memiliki tingkatan struktur yang
berbeda berdasarkan kompleksitasnya.
- Monosakarida
Jenis gula paling sederhana, terdiri dari glukosa dan fruktosa. - Glukosa
banyak terdapat pada makanan pokok seperti nasi dan kentang.
- Fruktosa
umumnya terkandung dalam buah-buahan dan sayuran.
Meski fruktosa terasa lebih manis, indeks glikemiknya lebih
rendah dibanding glukosa sehingga kenaikan gula darah lebih lambat.
- Disakarida
Gabungan dua monosakarida, salah satunya adalah sukrosa atau yang kita kenal sebagai gula pasir. Inilah jenis gula yang paling sering ditambahkan ke minuman dan makanan olahan. - Oligosakarida
dan Polisakarida
Merupakan rantai gula yang lebih panjang. Contohnya pati yang terdapat dalam biji-bijian, umbi-umbian, dan serealia. Jenis gula ini lebih kompleks dan butuh waktu lebih lama untuk dicerna tubuh.
Tips Konsumsi Gula agar Tetap Sehat
Dr. Puspo menegaskan, batas aman konsumsi sukrosa sebaiknya tidak
lebih dari dua hingga tiga sendok teh per hari.
Selain membatasi gula pasir, ia juga membagikan beberapa
panduan praktis agar masyarakat bisa tetap menikmati rasa manis tanpa
mengorbankan kesehatan:
- Batasi
penggunaan gula tambahan dalam teh, kopi, atau minuman kemasan.
- Perbanyak
aktivitas fisik untuk membakar kalori yang berasal dari gula.
- Utamakan
gula alami dari buah, sayur, dan biji-bijian yang tidak hanya manis
tetapi juga kaya vitamin, mineral, dan serat.
“Kita dianjurkan lebih sering mengonsumsi buah karena selain memberi rasa manis, juga mengandung nutrisi lengkap yang menyehatkan,” tambahnya.
Kenapa Harus Waspada?
Data kesehatan menunjukkan konsumsi gula berlebih berkaitan
erat dengan meningkatnya kasus obesitas dan diabetes tipe 2 di
Indonesia. Penyakit tidak menular ini tidak hanya mengganggu kualitas hidup,
tetapi juga menambah beban kesehatan masyarakat.
Karena itu, edukasi mengenai jenis gula serta cara konsumsinya menjadi langkah penting untuk menjaga keseimbangan pola makan sehari-hari.
Kesimpulan
Gula bukanlah musuh, tetapi cara kita mengonsumsinya yang
perlu diperhatikan. Mengenali perbedaan glukosa, fruktosa, sukrosa, hingga gula
kompleks, lalu mengatur porsinya dengan tepat, adalah kunci hidup sehat.
Seperti pesan pakar IPB University, “Kurangi gula, perbanyak buah, dan jangan lupa bergerak aktif agar terhindar dari risiko obesitas dan diabetes.”